Pages

Selasa, 21 Mei 2013

SEJARAH BOTANI

Sejarah

Botani awal (sebelum 1945)

Alat-alat tradisi untuk ahli botani.
Antara karya-karya terawal, terdapat dua karangan panjang yang ditulis di sekitar 300 SM oleh Theophrastus: Tentang Sejarah Tumbuhan (Historia Plantarum) serta Tentang Sebab-sebab Tumbuhan. Bersama-sama, kedua-dua buku itu merupakan sumbangan sains botani yang terpenting sejak purbakala sehingga Zaman Pertengahan.
Dioscorides, seorang penulis perubatan Rom memberikan bukti-bukti yang penting mengenai pengetahuan Yunani dan Rom tentang tumbuhan perubatan. Dengan menggunakan mikroskop awal, Robert Hooke menemui sel dalam gabus pada tahun 1665, dan tidak lama kemudian, dalam tisu tumbuhan hidup. Leonhart Fuchs dari Jerman, Conrad von Gesner dari Switzerland, serta Nicholas Culpeper dan John Gerard dari United Kingdom menerbitkan karya-karya mengenai tumbuhan herba yang memberikan maklumat tentang kegunaan perubatan tumbuhan.

Botani moden (sejak 1945)

Banyak pengetahuan baru pada hari ini dijanakan daripada kajian tumbuhan model seperti Arabidopsis thaliana. Rumpai mustard ini merupakan salah satu daripada tumbuhan pertama untuk penjujukan genomnya. Penjujukan genom padi bersama-sama dengan sebuah komuniti penyelidikan antarabangsa yang besar telah menyebabkan padi sebagai model de facto untuk bijiran, rumput, dan monokot. Brachypodium distachyon, sejenis spesies rumput yang lain, juga muncul sebagai model uji kajian untuk memahami biologi genetik, sel, dan molekul rumput-rumput iklim sederhana. Genom untuk ruji-ruji yang penting dari segi perdagangan termasuk gandum, jagung, barli, rai, sekoi, dan kacang soya kini juga dijujukkan. Penjujukan sebilangan daripada tumbuh-tumbuhan ini amat mencabar disebabkan tumbuhan-tumbuhan itu bersifat poliploid, iaitu gen-gennya mempunyai dua atau lebih set haploid kromosom. Bagaimanapun, sifat polipliod adalah biasa dalam alam tumbuhan. "Yis hijau" (chlamydomonas reinhardtii), sejenis alga hijau yang mempunyai sel tunggal) merupakan lagi satu organisma model tumbuhan yang telah dikaji dengan meluas dan memberikan wawasan yang penting untuk biologi sel.

Pengertian Botani

BOTANI
Pengertian Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, namun pada materi ini yang dibahas hanya yang berhubungan dengan kegiatan alam terbuka, yaitu bagaimana kita dapat memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, terutama pada keadaan survival.
Pemanfaatan tumbuhan secara praktis di lapangan bagi kepentingan manusia, dapat dijadikan sebagai :
a. Bahan Makanan
Pedoman menkonsumsi tumbuhan sebagai makanan dilapangan :
- Tumbuhan tersebut sudah dikenal dan biasa dimakan
- Buah-buahan yang akan dimakan dan belum dikenal sebaiknya dioleskan sedikit dibibir dan ditunggu ada/tidak reaksi.
- Sebaiknya makan tumbuhan jangan hanya satu jenis saja.
- Sebaiknya bagian yang akan dimakan daunnya masih muda (pucuknya)
- Apabila daunnya yang akan dikonsumsi maka sebaiknya tidak bergetah atau berbulu.
- Tumbuhan yang tidak berbau busuk.
- Tumbuhan yang dimakan oleh hewan menyusui (mamalia).
- Tumbuhan tersebut tidak hidup menyendiri (soliter).
- Apabila Buahnya yang akan dikonsumsi maka buah tersebut tidak berwarna mencolok.
- Buah-buahan yang berwarna ungu sebaiknya tidak di makan karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid
Contoh jenis tumbuhan yang dapat di konsumsi
- Umbi Talas (Colocasia sp.), Rumput Teki (Cyperus rotondus)
- Arbei hutan (Rubus sp). Markisa (Passiplora guandrangularis), Bune (Antidesma bunius (L) Spreng).
- Biji muda Sengon (Albizia lophata) dan Kaliandra (Caliandra Cahartica).
- Daun muda Paku Tiang (alsophila glauca), selada air (Nasturtium officinale).
- Daun Begonia (Begonia sp.), Rebung Bambu (Bambusa sp.).
- Bunga Honje atau Kecombrang (Nicolara sp.) dan Bunga Turi (Sesbania glandiflora).
- Pisang Hutan muda (Musa sp.) yang dapat dimakan yaitu : buah, jantung, batang bagian dalam dan bongkol pisang muda.
- Jenis jamur hutan yang dapat dimakan dan mengandung protein tinggi yaitu Jamur Tiram (Pleutotus ostratus) dan Jamur Kuping (Auricularia jadae).
b. Bahan Obat-Obatan
Sudah sejak jaman dahulu manusia memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan. Antara lain digunakan sebagai obat demam, sakit kepala sakit gigi, luka, digigit ular beracun dan lain sebagainya (Lihat Daftar Tumbuhan Obat)
c. Tempat Berlindung
Sebaiknya tempat berlindung (beristirahat) dialasi dengan dedaunan, dapat mencegah menghantarkan dingin langsung dari tanah, pohon tumbang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung.
d. Sumber Air
Untuk mendapatkan air dari tumbuhan dapat dilakuan dengan cara:
- Menyelubungkan ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat, penguapan dari daun dapat menyebabkan pengembunan pada plastik bagian dalam.
- Mengumpulkan embun dari tumbuhan dengan menggunakan kain.
- Mengambil air dari batang tanaman rambat seperti rotan dengan cara memotong bagian atas setinggi mungkin dan bagian bawah yang dekat dengan tanah, air tetesannya dapat langsung diminum.
- Mengambil air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, misalnya pisang-pisangan dan talas-talasan biasanya setelah hujan atau embun di pagi hari. Pada ruas Bambu dan pada Kantung Semar, sebaiknya disaring dan dimasak dahulu karena sering terdapat serangga yang mati dan berbau.
e. Bahan Untuk Menyalakan Api
Pada daerah yang lembab dan basah, sebelum menyalakan api, kumpulkan dalu ranting-ranting kecil yang kering sebagai penyala awal yang mudah terbakar, atau dengan cara mengiris setipis mungkin kayu yang ada hingga menjadi serpihan. Untuk membuat api, dapat dilakukan dengan cara menggesekkan bambu dengan bambu (kayu kering) yang keras secara konstan dan cepat (gerakan seperti menggergaji) hingga panas dan mengeluarkan asap, simpan bahan penyala dekat sumbur panas lalu gesek kembali hingga bahan penyala terbakar.
f. Sarana Kegiatan Memasak.
Fasilitas di alam yang dapat digunakan sebagai sarana kegiatan memasak, seperti bambu atau kelapa yang masih muda yang dilubangi ujungnya, digunakan sebagai wadah memasak.
Tumbuhan yang berbahaya
Racun tumbuhan terdapat dalam akar, umbi, batang, ranting, daun, biji, dan bulu-bulu (trikoma). Racun tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit, dapat menyebabkan kebutaan jika terkena mata, bila masuk dalam peredaran darah dapat menyebabkan keracunan, atau dapat menyebabkan kita keracunan makanan melalui saluran pencernaan.
Adapun ciri-ciri tumbuhan yang beracun antara lain :
- Mempunyai getah seperti susu, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Buah-buahan yang warnanya menyolok, biasanya beracun untuk dikomsumsi sebagai makanan.
- Daun yang mempunyai bulu-bulu atau duri-duri halus, biasanya menimbulkan gatal-gatal.
- Khusus untuk jamur, ciri-ciri yang beracun yaitu pada tangkai terdapat bagian yang menyerupai cincin, warna menyolok, berbau busuk, biasanya hidup pada tempat-tempat yang kotor(seperti kotoran hewan), jika diiris/dipotong dengan pisau perak meninggalkan bekas noda, jika dimasak dengan nasi akan meninggalkan warna gelap pada nasi disekitar jamur tersebut.

Gambar Botani

Video Botani

Video Botani

Fungsi Pestisida Pada Botani



  1. Fungsi pestisida botani dan cara pengunaannya
Berbeda dengan pestisida kimia, pestisida botani umumnya memang tidak dapat langsung mematikan serangga hama sasaran. Beberapa fungsi pestisida botani adalah sebagai berikut:
  1. Repellent, Yakni, penolak kehadiran serangga, terutama disebabkan baunya yang menyengat.
  2. Antifeedant, yaitu mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot, terutama disebabkan rasanya yang pahit.
  3. Mencegah serangga meletakkan telur dan menghentikan proses penetasan telur
  4. Racun syaraf
  5. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
  6. Antraktan, sebagai pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
  7. Mengendalikan pertumbuhan jamur (fungisida) dan bakteri (bakterisida) perusak tanaman.
Cara pembuatan pestisida botani dari berbagai jenis tumbuhan tidak dapat distandarisasi secara baku karena memang sifat tanaman dan kandungan bahan aktifnya yang berbeda-beda. Pada tumbuhan yang sama, tetapi jika tumbuh dilingkungan yang berbeda maka kandungan bahan aktifnya pun dapat berbeda. Oleh karenanya, dosis atau konsentrasi bahan aktif yang digunakan pun akan berbeda pula.
  1. Bahan dan Cara Pengolahannya
Pestisida botani merupakan bahan pestisida yang secara alami terdapat di dalam bagian-bagian tertentu di tanaman seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk. Untuk menghasilkan bahan pestisida botani dapat dilakukan beberapa teknik berikut:
F Bahan mentah yang berbentuk tepung, berasal dari bahan tanaman yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan (Mimba, kunyit dll)
F Ekstrak tanaman yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu. Ektraksi metabolit sekunder untuk keperluan sendiri dapat memakai air dengan metode yang lebih sederhana sehingga bisa dilakukan oleh semua orang (minyak nimba, minyak krisan, minyak cengkeh dll)
F Bahan kimia murni yang berasal dari tanaman. Ekstrak tanaman yang telah diperoleh dimurnikan lagi dan diisolasi untuk diambil senyawa pestisidanya dengan proses penyulingan.
F Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya (serai tembelekan)
Dengan dikembangkannya pemanfaatan pestisida botani diharapkan petani atau pengguna dapat mempersiapkan sendiri cara pengendalian hama terpadu.
  1. Kelebihan dan Kekurangan
Pestisida botani memiliki kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan pestisida kimia. Setiap orang yang akan memakai pestisida botani sebaiknya mengetahui dengan baik kelebihan dan kekurangan itu, sehingga dapat memanfaatkan pestisida botani secara maksimal. Kelebihan pestisida botani sebagai berikut:
  1. Degradasi atau penguraian yang cepat
Pestisida botani cepat terurai oleh sinar matahari, udara, kelembapan dan komponen alam lainnya, sehingga mengurangi resiko pencemaran tanah dan air. Dengan demikian, pestisida botani masih dapat disemprotkan beberapa hari sebelum pemanenan tanpa perlu khawatir bahan makanan yang dipanen tercemar residu pestisida.
  1. Memiliki aksi yang cepat
Umumnya bekerja cepat dalam menghentikan nafsu makan OPT atau mencegah OPT merusak lebih banyak, walaupun jarang menyebabkan kematian segera pada serangga.
  1. Toksisitas (daya racun) umumnya rendah terhadap mamalia, sehingga relatif lebih aman terhadap manusia dan hewan ternak. Karena sifatnya ini, pestisida botani sangat lazim dipakai untuk mengendalikan hama digudang penyimpanan biji-bijian dan bahan makanan.
  2. Berspektrum luas
Pestisida botani merupakan pestisida yang memiliki spektrum pengendalian yang luas, Dengan kata lain dapat mengendalikan berbagai jenis OPT. Namun, karena racun yang dihasilkannya sangat cepat terurai dan sebagian besar merupakan racun lambung dan syaraf, pengaruh pestisida botani di lapangan hanya terlihat pada serangga perusak tanaman.
  1. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal terhadap pestisida kimia.
  2. Phitotoksisitas rendah
Umumnya pestisida botani tidak meracuni dan tidak merusak tanaman.
Berikut ini beberapa kelemahan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasinya:
1.   Untuk menghindari pencemaran lingkungan, sangat diinginkan pestisida yang terurai cepat, tetapi untuk efektivitas pengendalian hama, residu yang cepat hilang dianggap kurang efektif.
2.   Karena sangat cepat terurai, aplikasi pestisida botani menuntut ketepataan waktu dan mungkin harus dilakukan dengan lebih sering. Untuk menunjang keberhasilan pemakain pestisida botani, siklus hidup dan masa aktif OPT sasaran harus diketahui terlebih dahulu.
3.   Walaupun toksisitasnya (daya racun) lebih rendah dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida botani tetap harus ditangani dengan  berhati-hati, karena racun hanya berguna jika dipakai dan dikelola dengan benar. Beberapa jenis pestisida botani bahkan lebih beracun dibandingkan denga pestisida kimia.
4.   Produksi pestisida botani secara masal masih menghadapi kendala, diantaranya ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang tidak mencukupi, kandungan metabolit sekunder dalam bagian tanaman umumnya sangat kecil, sehingga sulit untuk mengumpulkan dalam jumlah besar. Namun, jika untuk keperluan sendiri, ketersediaan bahan bisa cukup melimpah dan sangat murah, karena tersedia cara ekstraksi yang lebih sederhana.

Ruang Lingkup Botani

Seperti bentuk-bentuk kehidupan lain dalam biologi, tumbuhan hidup dapat dipelajari dari perspektif yang berbeda, dari tingkat molekul , genetika dan biokimia melalui organel , sel , jaringan , organ , individu, populasi tumbuhan , dan komunitas tumbuhan. Pada setiap tingkat ini seorang ahli botani mungkin prihatin dengan klasifikasi ( taksonomi ), struktur ( anatomi dan morfologi ), atau fungsi ( fisiologi ) dari kehidupan tumbuh-tumbuhan.
Botani juga tidak hanya mempelajari kelompok dari Kerajaan Tumbuhan saja tetapi juga mempelajari Jamur (mikologi), Bakteri (bakteriologi), Lumut kerak (lichenology), fikologi.
Penelitian tumbuhan sangat penting karena tumbuhan adalah bagian mendasar dari kehidupan di Bumi , yang menghasilkan oksigen , makanan , serat , bahan bakar dan obat-obatan yang memungkinkan manusia dan bentuk kehidupan lainnya ada. Melalui fotosintesis , tumbuhan menyerap karbon dioksida , sebuah gas rumah kaca yang dalam jumlah besar dapat mempengaruhi iklim global. Selain itu, tumbuhan dapat mencegah erosi tanah dan berpengaruh dalam siklus air . Sebuah pemahaman yang baik tentang tumbuhan sangat penting bagi masa depan masyarakat manusia karena memungkinkan kita untuk :
  • Memproduksi makanan untuk memberi makan populasi yang berkembang
  • Memahami proses-proses kehidupan yang mendasar
  • Memproduksi obat-obatan dan bahan untuk mengobati penyakit-penyakit
  • Memahami perubahan lingkungan dengan lebih jelas
 
Copyright (c) 2010 BOTANI. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.